Perasaanku itu seperti jalanan di
pagi hari yang masih tertutupi kabut, juga seperti saat aku melihat tanpa kaca
mata, tidak jelas. Seperti
barang-barang yang mudah pecah, rapuh.
Tapi seperti teka-teki yang tak mudah untuk dijawab, tak mudah ditebak. Perasaanku itu kadang meletup-letup seperti air
yang sedang mendidih, labil. Kadang seperti
sebuah alunan lagu yang mendayu-mendayu, sendu.
Perasaanku terikat kuat seperti ikatan-ikatan unsur-unsur dalam kimia yang tak
mudah untuk dilepaskan. Perasaanku itu seperti harta karun yang tersimpan di
dalam tanah, tersembunyi dan tak ada
yang tahu. Apakah kau pernah tahu? Apa kau pernah ingin tahu? Mungkin jawabnya
itu tidak! Tak penting mengetahui perasaan yang tak penting milik orang yang
tak penting pula, bukankah begitu?! Aku mengerti! amat mengerti. Aku akan
mundur secara perlahan, bukan berarti aku menyerah tapi aku sudah tak kuat,
rapuh tak berdaya. Terima kasih karena setidaknya aku pernah bahagia hanya
dengan melihat senyummu.
Minggu, 25 September 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar